Ciri- ciri Alergi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Bagaimana Cara mengatasi bayi yang mengalami alergi? Beberapa masalah penyakit kulit yang dialami bayi diantara kurap, cacar air, dan paling sering adalah biang keringat. Namun ada juga yang mengalami Alergi. Lalu bagaimana mengetahui bahwa bayi anda terkena alergi atau bukan? Nah kali ini sedikit membahas mengenai alergi pada bayi dan mengatasinya.

Alergi tidak hanya bisa diderita oleh anak – anak atau orang dewasa, tapi alergi juga bisa diderita oleh bayi. Alergi pada bayi bisa terjadi di berbagai tempat di tumbuh bayi.  Sejak dalam kandungan alergi pada bayi bisa dideteksi walaupun belum 100% kebenarannya. Hasil penelitian terhadap beberapa ibu hamil menyebutkan bahwa gerakan refluk esophagus dan hiccups (cegukan) janin meningkat pada malam hingga pagi hari, namun setelah dilakukan eliminasi makanan terhadap ibu gerakan refluk dan hiccups (cegukan) menjadi berkurang.


Cara Mengatasi Alergi Pada Bayi


Mengenal Ciri – Ciri Alergi Pada Bayi

    Sesak saat bayi baru lahir. Bayi merasa pernapasannya sesak sesaat setelah lahir. Hal ini terjadi hingga usia 3 hari dan membaik setelah 7-10 hari. Biasanya disertai dengan pembesaran kelenjar thymus.

    Mulut hipersensitif. Timbul bercak putih yang sulit dibedakan dengan jamur dan terkadang bercak tersebut timbul bersamaan dengan infeksi jamur. Bibir tampak mongering dan pada beberapa bayi bibir tengah berwarna lebih gelap. Air liur bayi berlebih, bayi sering menjulurkan lidah keluar dan sering menyemburkan air liurnya.

    Hidung sensitive. Sering bersin, kotoran hidung banyak, hidung buntu sehingga jika minum ASI hanya pada satu sisi payudara dan sering tersedak saat minum ASI. Ada beberapa teknik pemberian ASI agar bayi bunda tidak mudah tersedak dan cegukan, baca selengkapnya di teknik cara menyusui yang benar pada bayi,

    Mata sensitive. Mata sering berair dan belekan.

    Kulit sensitive. Kulit bayi sering timbul ruam atau bintik kemerahan terutama pada pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Adanya bekas hitam seperti bekas gigitan nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal. Kotoran telinga berlebihan dan terkadang sedikit berbau.

    Timbul kuning pada permukaan kulit. Warna kuning yang timbul berkepanjangan pada kulit bayi bisa diidentifikasikan sebagai gangguan saluran pencernaan dengan keluhan obstipasi dan konstipasi.

    Gangguan saluran cerna. Adanya gangguan saluran cerna ditandai dengan sering muntah atau gumoh, kembung, cegukan, sering buang angin, sering gelisah atau kolik terutama pada malam hari, dan sering terlihat seperti “ngeden”.

    Aktivitas motorik berlebihan. Selain gejala di atas, biasanya bayi yang memiliki alergi akan disertai dengan gangguan pada aktivitas motoriknya. Ciri bayi yang mempunyai gangguan motorik diantaranya mudah bosan terhadap mainan dan ruangan yang sempit. Mata bayi sering melihat ke atas, tangan dan kaki bergerak berlebihan.

Mengatasi Alergi pada Bayi


 Jenis-jenis Alergi pada Bayi


Alergi Makanan pada Bayi
Alergi yang sering diderita oleh bayi adalah alergi makanan. Makanan yang sering menimbulkan alergi pada bayi antara lain adalah produk susu formula, susu sapi, makanan laut, sereal yang mengandung gluten (gandum, gandum hitam, gandum oat dan gandum barley).  Makanan yang megandung gluten sebaiknya tidak diberikan kepada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan.


Alergi Susu pada Bayi
Sekitar 7% bayi mengalami alergi pada susu. Alergi susu disebabkan oleh reaksi protein yang terkandung dalam susu terhadap system kekebalan tubuh bayi. Bayi yang mengalami alergi terhadap susu akan menampakkan reaksi seperti wajahnya beruam, mata berair dan hidung tersumbat setelah beberapa saat mengkonsumsi susu.

Respon yang ditunjukkan bisa langsung setelah mengkonsumsi produk susu atau terjadi respon pencernaan setelah 45 menit hingga 20 jam mengkonsumsi susu. Berbeda dengan intoleransi laktosa, bayi yang mengalami intoleransi laktosa mengalami respon berupa sakit perut dan produksi gas di dalam usus yang meningkat. Intoleransi laktosa bisa menimbulkan eksim dan kulit bersisik pada kulit bayi serta adanya benjolan putih.

Alergi susu dapat diatasi dengan mengganti susu formula dengan ASI. Namun jika ibu terpaksa tidak bisa memberikan ASI maka solusi selanjutnya adalah pemberian susu formula yang mengandung protein hidrolisi parsial seperti NAN, HA, Enfa HA. Susu formula jenis ini dapat diberikan pada bayi minimal sampai 1 tahun. Cara lainnya adalah dengan memberikan susu bayi yang terbuat dari kedelai. Namun untuk beberapa bayi kedelai bisa menjadi pencetus alergi.

Alergi Kulit pada Bayi 
Alergi pada bayi sering menimbulkan efek pada kulitnya. Cara mengatasi alergi bayi yang paling penting adalah jangan mencoba untuk menggaruk kulit yang terasa gatal karena bisa menimbulkan bekas hitam. Jangan sembarangan memakai krim untuk mengurangi dampak alergi. Konsutasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang terbaik. Gunakanlah pakaian yang nyaman dan berbahan lembut kepada bayi. Pemakaian minyak kelapa dan lidah buaya yang dioleskan ke kulit bayi bisa diterapkan namun dengan pendampingan oleh dokter. Hindari pemberian obat oral, bedak, salep dan beragam obat – obatan kimia lainnya.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah kenalilah penyebab atau sumber alergi pada bayi, anda bisa membaca tulisan tentang masalah kulit pada bayi.

Lihat Juga Menghilangkan Bau Badan dengan Bahan Alami

Demikian mengenai Ciri- ciri Alergi pada Bayi dan Cara Mengatasinya, semoga bisa membantu anda yang buah hatinya mengalami alergi. Nantikan postingan selanjutnya mengenai tips kesehatan dari kami. Salam

Ciri- ciri Alergi pada Bayi dan Cara Mengatasinya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Revie Hapsari

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.